Manusia dan
Keindahan
Keindahan adalah
sesuatu yang membuat diri maupun hati manusia terkagum-kagum akan
suatu pesona dari manusia, benda, lingkungan tempat tinggal maupun
pemandangan alam yang dilihatnya. Keindahan identik dengan sesuatu
hal yang manusia tersebut baru melihatnya pertama kali, misal manusia
tersebut pergi kesuatu tempat dipesisir pantai yang berada jauh dari
tempat tinggalnya yang belum pernah ia datangi sebelumnya. Dan setiap
keindahan itu tergantung pada selera orang masing – masing.
Menurut saya
keindahan abstrak itu adalah suatu konsep yang dapat diartikan sulit
untuk dipahami, tetapi bukan berarti tidak bisa untuk dimengerti.
Sedangkan jika dibandingkan dengan suatu benda, keindahan tersebut
dapat diartikan maupun diungkapkan dengan kata-kata. Salah satu
contohnya yaitu lukisan, patung, pemandangan dll. Lukisan dan patung
adalah karya seni yang dibuat oleh manusia. Secara garis besar
keindahan itu juga dapat dibuat oleh manusia.Keindahan dalam arti
luas
Keindahan dalam arti
luas meliputi
Keindahan Jasmani
Keindahan Seni
Keindahan Alam
Keindahan Moral
Keindahan Intelek
Keindahan dari
jasmani dan rohani dapat di ibaratkan keindahan dari jiwa maupun raga
yang dimiliki oleh manusia.
Keindahan seni dapat
diartikan dengan pembuatan hasil karya, entah itu karya musik, tari,
patung, maupun lukisan.
Keindahan alam dapat
di artikan dengan penglihatan akan suatu pesona alam, dan dapat
dijelaskan dengan kata-kata begitu juga sama dengan keindahan seni.
Keindahan moral
dapat dilihat dari perilaku, kepribadian dan tata karma setiap
individu manusia.
keindahan intelek
dimana keindahan dalam cara manusia berfikir dengan cerdik.
Nilai Estetik
Nilai estetik adalah
hal yang mencakup dari keindahan itu sendiri, yaitu keindahan dapat
dinikmati oleh mata, jiwa, perasaan, maupun dengan telinga. Semua hal
tersebut berkenaan dengan apa yang dilihat oleh manusia itu.
Keindahan juga
memiliki nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik
Nilai ekstrinsik
Dapat diartikan
sebagai alat bantu untuk menyempurnakan suatu keindahan. Contoh
Sebuah musik jika tidak dibantu dengan nada dan irama yang pas, maka
music itu tidak akan terdengar indah jika tederngar ditelinga.
Nilai intrinsik
Dapat diartikan
dengan nilai yang terkandung dalam suatu keindahan. Contoh Lukisan
yang dibuat oleh tangan manusia memiliki arti dan maksud dari lukisan
yang ia buat. Dalam arti luas adalah pendeskripsian dari lukisan yang
dibuat.
Pengertian tentang
kontemplasi dan ekstansi
Setiap manusia
memiliki rasa atau selera tentang keindahan. Sedangkan keindahan
tersebut terbagi lagi menjadi kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi
yaitu dasar dari pemikirian manusia untuk menyatakan keindahan.
Sedangkan ekstansi adalah untuk merasakan atau menikmati suatu
keindahan. Jadi kontemplasi dan ekstansi saling keterhubungan.
Sehingga manusia dapat merasakan suatu keindahan dan kemudian
dinyatakan oleh ungkapan.
Renungan
Renungan bisa
dikatakan memikirkan sesuatu hal yang baru maupun belum dialami oleh
manusia. Contoh mengenai keindahan yaitu, suatu ketika manusia ingin
membuat suatu karya seni rupa kemudian manusia itu belum mempunyai
ide tentang karya seni rupa apa yang ingin iya buat, lalu ia merenung
dengan menyendiri atau pergi kesuatu tempat agar ia bisa tenang dan
dapat berfikir untuk menemukan ide untuk karya seni rupa yang ingin
ia buat.
Study kasus :
menurut saya jika keindahan dikaitkan pada zaman sekarang, sangatlah
buruk. kenapa saya bilang buruk ? karena sekarang ini banyak sekali
manusia yang mempunyai tangan jahil untuk merusak keindahan.
contohnya saja disetiap pinggir jalan raya pasti ada sampah. sampah
tersebut merusak keindahan disekitar lingkungan, padahal tempat
sampah sudah disediakan. tetapi masih ada saja yang membuang sampah
tidak pada tempatnya. mungkin hanya inilah sebagian kecil kasus -
kasus yang dapat merusak keindahan.
IBD yang
semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris The
Humanities. Istilah berasal dari bahasa Latin Humanus, yang berarti
manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari The Humanities
orang akan menjadi lebih manusiawi, berbudaya, dan halus.
Sastra
lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah
penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga menggunakan
bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan dan
lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak
inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Dalam
kesusasteraan Indonesia kita mengenal jenis Prosa Lama dan Prosa
Baru.
• Prosa Lama meliputi :
1. Dongeng.
2. Hikayat.
3.
Sejarah.
4. Epos.
5. Cerita Pelipur Lara.
• Prosa Baru
meliputi :
1. Cerpen.
2. Novel.
3. Biografi.
4. Kisah
5.
Otobiografi.
Nilai-nilai dalam prosa fiksi
1. Prosa fiksi
memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari
membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana
mengalami sendiri peristiwa tersebut.
2. Prosa fiksi memberikan
informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat
di dalam ensiklopedi.
3. Prosa fiksi memberikan warisan
kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan
sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dan warisan budaya
bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa
fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan
pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Berkenaan dengan moral,
karya sastra dapat dibagi menjadi dua:
1.Karya sastra yang
menyuarakan aspirasi zamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa
yang dikehendaki zamannya. Kebanyakan karya sastra Indonesia di zaman
Jepang yang dikelompokkan ke dalam kelompok ini.
2.Karya sastra
yang menyuarakan gejolak zamannya, biasanya tidak mengajak pembaca
untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.
Ilmu Budaya
Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi
Puisi termasuk seni sastra,
sedangkan sastra bagian dari keseniaan, dan keseniaan cabang/unsur
dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka: Puisi adalah ekspresi
pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan
melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh
dipadatkan kata-katanya.
Hubungan
puisi dengan pengalaman hidup manusia;
Perekaman dan penyampaiaan
pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”.
Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah kebutuhan
dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar
kumpulan pengalaman langsung yang terbatas,. Dengan pengalaman
perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa
memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat
melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri tentang
masyarakat. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat
dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”,
yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan
pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
2. Puisi dan
keinsyafan/kesadaran individual;
Dengan membaca puisi, mahasiswa
dapat diajak untuk menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain
maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair
menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan
pengalaman setiap orang.
3. Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi
juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai
mahluk sosial yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara
imajinatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang
bisa berupa:
• Penderitaan atas ketidakadilan;
•
Perjuangan untuk kekuasaan;
• Konflik dengan sesamanya;
•
Pemberontakan kepada hukum Tuhan.
Puisi–puisi umumnya sarat
akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu
nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi adalah cinta kasih yang
terdapat di dalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan
renungan.
Cinta kasih itu kadang-kadang tidak berdiri sendiri, ia
sering berpadu dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lain seperti
penderitaan (kesepian, kesedihan, keputusasaan dan lain-lain).
MANUSIA DAN PENDERITA
Penderita
berasal dari kata derita
kata derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra yang artinya menahan atau menanggung
Derita
artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderita itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Penderita
termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderita
bertingkat-tingkat, ada yang ringan atau berat.
Penderita akan
dialami oleh semua orang, hal itu merupakan sebuah "resiko"
hidup.
Penderita manusia dikarnakan:
penderita yang timbul karena perbuatan buruk manusia
penderita yang timbul karena penyakit, siksaan/azab
Tuhan
Pengaruh
penderita
antara lain sikap positf dan negatif
Sikap negatif
misalnya: penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa,
ingin bunuh diri. sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "sesal
dahulu pendapat, sesal kemudian tak berguna", " nasi sudah
menjadi bubur". akibat dari sikap negatif ini akan timbul sikap
anti.
Sikap positif
yaitu yang berarti sikap optimis
sikap
positip misalnya: bisa mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan, melaikan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan dijadikan penderitaan itu adalah hanya bagian dari
kehidupan.
dan-penderita.html
MANUSIA
DAN CINTA KASIH
Dalam
perjalanan hidup manusia, tidak akan pernah lepas dari yang namanya
cinta. Cinta akan selalu ada dalam suatu dimensi yang namanya
manusia. Manusia dicipta dengan penuh cinta, dan tanpa cinta manusia
tak akan lahir. Manusia diciptakan di jagad bumi mengembangan cinta
dari tuhan sebagai khalifah di muka bumi. Yang menjadi pertanyaan
besar sekarang ini adalah pemaknaan akan cinta dalam realitas hidup
ini. Apakah cinta dimaknai sebagai sesuatu yang fitrah yang mesti
dijaga ataukah suatu wujud rasa yang mesti diagungkan.
Ketika
memberikan sebuah defenisi akan cinta, akan lahir beberapa defenisi
yang tentu saja akan berbeda dari segi substansi atau hakikat cinta
itu. Hal ini dikarenakan sudut pandang yang berbeda pula. Semakin
tinggi tingkat pemahaman terhadap suatu norma atau prilaku, akan
semakin kompleks penjabaran defenisi itu.
Pemberian
pemaknaan akan cinta akan senasib dengan pemberian defenisi tadi.
Defenisi yang akan mengantarkan pada suatu substansi kadang
dikaburkan oleh ego bahkan nafsu seseorang. Pemaknaan yang salah
sebagai sebuah aktualisasi dari cinta seperti pacaran akan
mengantarkan pada suatu upaya untuk mendeskreditkan cinta yang luhur
sebagai fitrah kemanusiaan. Disamping itu, pemaknaan akan cinta
dengan rasa suka harus berani dibedakan. Cinta adalah fitrah yang
sifatnya abstrak sehingga perwujudannya berada dalam area metafisik
(inmaterial). Sedangkan rasa suka, adalah wujud rasa ketertarikan
kepada hal yang bersifat materi.
A.Pengertian Cinta Kasih
Pendefenisian
dalam perspektif terminology (bahasa), cinta kasih dapat diuaraikan
Cinta kasih adalah kata majemuk yang telah merupakan ungkapan tetap
yang berupa paduan antara kata sifat yang terdiri dari kata “cinta”
dan “kasih”. Cinta akan diartikan sebagai rasa rindu, ingin,
sangat suka, sangat saying, sangat kasih dan tertarik hatinya.
Sedangkan kasih diartikan sebagai perasaan sayang, cinta, atau suka
kepada seseorang.
Dari
kata cinta kasih ini, lahir pula beberapa padanan kata yang hampir
semakna. Sebut misalnya, “kasih sayang”, “belas kasihan”,
“kemesraan” dan “pemujaan”. Cinta kasih merupakan inti dari
keberadaan manusia ( the core of existence ). Dalam konteks lain,
cinta kasih mengandung makna yang lain, seperti “jatuh cinta”,
“dilamun asmara”, “cinta orang tua kepada anak atau
sebaliknya”, “cinta pada alam dan seni”, “cinta kepada
negara”, “cinta sesama manusia” dan yang lebih tinggi “cinta
kepada Allah Swt.”.
Semua
istilah tersebut di atas tidak sama, akan tetapi merupakan
variasi-variasi dari sekian banyak istilah. Istilah-istilah ini
merupakan padanan yang sangat memiliki arti yang mengarah pada satu
pemaknaan yang utuh. Sehingga melahirkan tingkatan-tingkatan cinta.
Realitas yang tersaji sekarang dihadapan kita (kondisi internal dan
eksternal masing-masing individu) sangat memungkinkan memberikan
tingkatan pada cinta itu. Sehingga lahir ‘cinta kasih yang rendah’,
‘cintah kasih yang menengah’, dan ‘cinta kasih yang tinggi dan
luhur’.
Tingkatan
cinta ini bisa saja lahir karena factor pemahaman atau tingkat
intelegensi seseorang atau bahkan tingkat keimanan dan ketakwaan
seseorang. Manusia dalam hal ini insan pecinta, tidak selamanya akan
berada dalam tingkatan cinta tersebut. Cinta kasih yang rendah yang
hanya sekedar menganggap cinta adalah sebuah rasa yang mesti
diekspresikan seketika yang tanpa control dan nilai (absurd). Pecinta
seperti ini cenderung melakukan aktivitas yang menamakan cinta namun
bukan sebenarnya cinta. Tidak diperlukan control dalam penjabarannya
bahkan cinta yang dimaksudkan memiliki nilai tapi seyogyanya tidak
ada nilai kecuali ego dan nafsu semata yang bermain di dalamnya.
Cinta
menengah lahir dikarenakan adanya paradigma bahwa cinta memiliki
nilai namun tidak ada control maupun norma yang mengatur aplikasi.
Pecinta seperti ini cenderung apatis bahkan boleh dikatakan manusia
pragmatis. Nilai dimaknai sekedar pemenuhan hasrat dan rasa. Cinta
ini tak bisa lagi dibedakan dengan nafsu. Pecinta ini melahirkan
prilaku pacaran, dan sejenisnya. Penilaian akan cinta hanya sekedar
sebagai rasa yang mesti diwujudkan. Kalaupun ada control yang
bermain, disana hanya berupa rasionalisasi (hasil pemikiran) yang
mengedapankan ego (egosentris ; tak semestinya juga ego diabaikan).
Norma yang dianggap sebagai control hanya norma masyarakat. Selama
tidak ada yang diganggu dan dirugikan, dan tak melewati batas
kemanusiaan akan tetap dijalaninya.
Penggambaran
akan aktualisasi cinta seperti di atas sudah sangat jauh dari fungsi
dan peran manusia sebagai abdi sekaligus khalifah di muka bumi. Cinta
rendah tak ubahnya seperti binatang (tidak adanya peran akal yang
bermain dalam tataran prilaku), sedangkan pecinta tipe kedua memeliki
pribadi ganda (split personality). Lalu bagaimana aktualisasi cinta
yang sebenarnya yang luhur dan memiliki derajat yang tinggi? Kita
akan uraikan pada penjabaran selanjutnya.
Dalam
perspektif peradaban Yunani, cinta dibagi dalam tiga jenis. Ketiga
jenis itu adalah ;
Cinta Egape, ialah cinta manusia kepada Tuhan yang
diwujudkan dengan komunukasi ritual (vertical/horizontal).
Cinta Philia, ialah cinta kepada ayah-ibu (orang tua),
keluarga, saudara, sahabat, dan sesama manusia.
Cinta Eros / Amos, ialah cinta antara pria dan wanita
(suami dan istri).Cinta kasih tidak hanya sekedar cinta belaka, akan
tetapi cinta kasih itu timbul dari lubuk hati manusia yang sifatnya
kekal dan tak akan pernah berubah. Dengan cinta kasih ini, manusia
akan selalu berbahagia dan menderita di dalam hidupnya. Cinta
sebagai keperluan fundemantal memang tidak mudah diterangkan atau
didefenisikan.
Mengacu
pada perspektif sekarang, yaitu dalam hubungan cinta kasih yang
timbul antara dua jenis manusia yang berbeda kelamin dapat dibedakan
dalam empat macam pertumbuhan cinta, yaitu :
Cinta kasih karena kebiasaan :Adalah cinta yang
diperoleh berdasarkan tradisi masyarakat yang dibiasakan, seperti
menikahkan anak-anak yang sebelumnya tidak saling kenal dan cinta
tumbuh karena ikatan sudah ada.
Cinta kasih karena penglihatan :Adalah cinta yang
tumbuh karena penglihatan, seperti kata pepatah : "Darimana
datangnya linta,Dari sawah turun ke kali,Darimana datangnya cinta,
Dari mata turun ke hati".Manusia sebagai makhluk social
mempunyai kodrat terbaik pada suatu obyek yang dipandang indah,
cantik, menarik, dan lain-lain.
Cinta kasih karena kepercayaan : Adalah cinta kasih
yang lahir dari kepercayaan atau keyakinan. Hubungan untuk memadu
cinta kasih biasanya diperlukan waktu yang cukup lama untuk saling
menyelidiki karakter, dan saling memupuk cinta kasih.
Cinta kasih karena angan-angan : Adalah cinta yang
lahir dari pengaruh angan-angan atau khayal saja, cinta yang penuh
fantasi.
Menurut
teori, cinta adalah sikap dasar untuk memperhatikan kepuasan dan
ketentraman serta perkembangan orang yang kita cintai. Prakteknya,
cinta berarti bersedia melepas kesenangan, mengabadikan waktu, bahkan
mengorbankan ketentraman kita demi peningkatan kepuasan, ketentraman,
dan perkembangan orang lain. Namun, menerangkan anatomi cinta sangat
sulit.
B.Hakikat Cinta Kasih
Sampai
sekarang ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa cinta itu
tidak lebih dari sekedar perasaan menyenangkan yang untuk
mengalaminya orang harus terjatuh kedalamnya. Sikap semalam ini pada
hakikatnya berdasarkan pendapat –pendapat berikut:
Pendapat
pertama, banyak orang melihat masalah cinta ini pertama-tama sebagai
masalah dicintai dan bukan masalah mencintai,yaitu masalah kemampuan
orang untuk mencintai. Dan untuk mengejar tujuan ini umumnya orang
menempuh beberapa jalan.
Pendapat
kedua, dibelakang sikap bahwa tidak ada yang harus dipelajari dalam
hal cinta,adalah satu dugaan bahwa masalah cinta adalah masalah
objek,dan bukan masalah bakat. Dengan semacam ini mendorong orang
untuk selalu berfikir,bahwa mencintai orang lain iti adalah soal yang
sederhana, akan tetapi yang sulit justru mencari objek yang tepat
untuk mencintai atau untuk dicintai.
Pendapat
ketiga, yang mengarah pada dugaan bahwa tidak ada yang dipelajari
dalam hal cinta ini,terletak dalam pencampur adukan antara pengalaman
mulai pertama jatuh cinta dan kedaan tetap berada dalam cinta. Jika
dua orang yang dahulunya merupakan orang asing tiba-tiba meruntuhkan
tembok diantara mereka dan mereka merasa dekat atau merasa satu maka
momen kesatuan inilah salah satu dari pengalaman yang paling
menyenangkan dan menggembirakan dalam kehidupannya.
Berangkat
dari ketidakpuasan terhadap ketiga pendapat tersebut diatas,
kendatipun diakui telah banyak dianut oleh berbagai kalangan, Frich
Fromm mengajukan premis yang sama sekali berbeda dengan cinta
dianggapnya teorotik terlebih dahulu sebelum kita menguasai
prakteknya .Berkat perpaduan antara kemampuan teoritik dan praktis
seni bisa dikuasai berkat intusi dan hakikat penguasaan.
C.Cintah
Kasih Dalam Berbagai Dimensi
Dari
pembahasan diatas dapat kita tarik suatu pengertian bahwa cinta boleh
dibilang telah merupakan bagian hidup manusia. Dan kasih sayang
adalah sesuatu yang indah, suci dan didambakan oleh setiap orang.
Sebagaimana cinta, kasih sayang tidak akan lahir tanpa orang yang
melahirkannya. Dengan kata lain seseorang tidak akan memperoleh kasih
sayang apabila tidak ada orang lain yang memberi. Secara demikian
wajar kalau kita mengenal berbagai bentuk kasih sayang, yang ini
semua sangat tergantung kepada kondisi penyayang dan yang disayangi.
Dengan
bertitik tolak kepada kasushubungan antara orang tua dengan anaknya,
tidak bisa membedakan berbagai bentuk kasih sayang berikut ini :
Pertama,suatu
bentuk kasih sayang dimana bentuk orang tua bersifat aktif sementara
si anak bersifat pasif. Dalam hubungan orang tua memberikan kasih
sayang yang berlebihan terhadap anaknya,baik berupa moral ataupun
material sementara si anak menerima saja mengiyakan betapa sedikitpun
berusaha memberikan respon. Akibatnya anak akan menjadi takut ,kurang
berani menyatakan pendapat, minder atau dengan kata lain cenderung
membentuk sosok anak yang tidak mampu berdiri dalam masyarakatnya.
Kedua,suatu
bentuk kasih sayang dimana orang tua bersifat pasif sementara si anak
bersifat aktif. Dalam bentuk si anak mencurahkan kasih sayang kepada
orang tuanya secara berlebihan. Kasih sayang ini diberikan secara
sepihak. Orang tua cenderung mendiamkan tingkah laku anaknya dan
tidak memberikan respon terhadap apapun yang diperbuat si anak.
Ketiga,
suatu bentuk kasih sayang dimana orang tua bersikap pasif sementara
si anak juga bersifat fasif. Dalam bentuk ini jelas masing-masing
pihak membawa cara hidup dan tingkah lakunya tanpa saling
memperhatikan satu sama lain, suasana keluarga terasa dingin tidak
ada tegur sapa dan yang jelas tiada kasih sayang.
Sedang
bentuk yang keempat, adalah suatu bentuk kasih sayang dimana orang
tua bersifat aktif. Dalam bentuk ini orang tua dan anak saling
memberikan kasih sayang secara berlebihan sehingga hubungan antara
orang tua dan anak terasa intim dan mesra,saling mencinta,saling
menghargai dan yang lebih jelasnya saling membutuhkan.
D.Kasih
Sayang
Menurut
Mery Lutyens, bahwa kasih saying adalah factual, bukan sentimental
yang mengandung emosional yang dapat ditangisi kepergiannya maupun
kedatangannya. Memiliki kasih sayang berarti memiliki simpatik, ia
bebas dari rasa takut, paksaan dan kewibawaan serta tindakan akal
budi pada diri sendiri. Dalam kasih saying, sadar atau tidak sadar
dari masing-masing pihak dituntut “tanggung jawab”,
“pengorbanan”, “kejujuran”, “pengertian”, dan
“keterbukaan” sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan
utuh.
Menurut
kamus umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwodarminto. Kasih
sayang diartikan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada
seseorang.
Ada
berbagai bentuk kash sayang, bentuk itu sesuai dengan kondisi
penyayang dan yang disayangi dalam kehidupan berumah tangga kasih
sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan
pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila
diakhiri dengan perkawinan maka didalam rumah tangga,keluarga muda
itu bukan lagi bercinta-cinta,tetapi sudah bersifat kasih mengasihi
atau saling menumpahkan kasih sayang.